Indonesia kaya akan warisan budaya, termasuk penggunaan obat-obatan tradisional atau yang sering disebut jamu. Obat tradisional telah lama menjadi bagian dari pengobatan masyarakat, dipercaya secara turun-temurun karena khasiatnya dan dianggap lebih “alami”. Namun, di balik popularitasnya, penggunaan obat tradisional juga menyimpan potensi risiko jika tidak digunakan secara bijak dan dengan informasi yang benar. Di sinilah peran apoteker menjadi sangat penting sebagai sumber informasi yang tepercaya. Sebagai profesional yang memiliki pengetahuan mendalam tentang obat, baik modern maupun tradisional, apoteker, yang tergabung dalam organisasi seperti PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA atau PAFI, memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi yang akurat kepada masyarakat. Di Kota Banjarbaru, PAFI Kota Banjarbaru aktif menggerakkan anggotanya untuk menjalankan peran mulia ini.

Obat tradisional mudah diakses oleh masyarakat, baik melalui toko jamu tradisional, toko obat, apotek, bahkan secara online. Banyak orang menggunakannya untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit, atau mengobati gejala ringan. Daya tarik obat tradisional seringkali terletak pada persepsi bahwa mereka minim efek samping karena berasal dari bahan alam. Namun, persepsi ini tidak selalu sepenuhnya benar. Tanpa pengawasan yang ketat dan informasi yang memadai, penggunaan obat tradisional bisa berbahaya.

Beberapa risiko terkait penggunaan obat tradisional antara lain: adanya kandungan bahan kimia obat (BKO) yang disalahgunakan untuk memberikan efek instan, kontaminasi logam berat atau mikroba berbahaya, interaksi dengan obat modern yang sedang dikonsumsi, dosis yang tidak standar, serta klaim khasiat yang berlebihan dan tidak terbukti secara ilmiah. Masyarakat seringkali mendapatkan informasi mengenai obat tradisional dari berbagai sumber yang belum tentu valid, seperti promosi iklan yang menyesatkan atau cerita dari mulut ke mulut.

Apoteker, dengan latar belakang pendidikan farmasi yang komprehensif, adalah profesional kesehatan yang paling kompeten untuk memberikan informasi yang objektif dan berdasarkan bukti mengenai obat tradisional. Mereka memahami prinsip dasar farmakologi bahan alam, potensi efek samping, serta yang sangat krusial, potensi interaksi antara bahan aktif dalam obat tradisional dengan obat modern yang mungkin sedang dikonsumsi pasien. Apoteker juga mengetahui regulasi terkait obat tradisional, termasuk perbedaan antara Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka, serta pentingnya produk terdaftar di BPOM.

Dalam praktiknya, apoteker dapat memberikan penyuluhan obat tradisional melalui berbagai cara. Saat pasien datang ke apotek dan bertanya tentang obat tradisional, apoteker dapat menanyakan secara rinci mengenai produk yang digunakan (nama produk, nomor registrasi BPOM jika ada), alasan penggunaannya, dan apakah pasien juga sedang mengonsumsi obat lain. Berdasarkan informasi tersebut, apoteker dapat memberikan saran yang relevan: apakah produk tersebut aman, dosis yang tepat, potensi efek samping, dan potensi interaksi. Apoteker juga dapat memberikan peringatan jika produk yang digunakan dicurigai berbahaya atau ilegal.

Lebih dari sekadar melayani pertanyaan individu, apoteker, yang didukung oleh PAFI, dapat secara proaktif memberikan penyuluhan kepada kelompok masyarakat. Ini bisa dilakukan melalui seminar, workshop, atau kampanye kesehatan yang diadakan di komunitas, fasilitas kesehatan, atau melalui media sosial. Materi penyuluhan dapat mencakup topik seperti cara memilih obat tradisional yang aman, pentingnya memeriksa nomor registrasi BPOM, risiko penggunaan obat tradisional yang mengandung BKO, serta kapan penggunaan obat tradisional sebaiknya dihindari dan lebih baik berkonsultasi dengan dokter.

PAFI, sebagai organisasi profesi, sangat mendukung peran apoteker dalam penyuluhan obat tradisional. PAFI menyediakan sarana bagi anggotanya untuk terus memperbarui pengetahuan mereka mengenai perkembangan terkini dalam riset obat tradisional, regulasi pemerintah, serta kasus-kasus terkait keamanan obat tradisional yang perlu diwaspadai. PAFI juga mendorong anggotanya untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan kepada masyarakat.

Di Kota Banjarbaru, PAFI Kota Banjarbaru menjadi motor penggerak dalam upaya menjadikan apoteker sebagai sumber informasi terpercaya tentang obat tradisional di tingkat lokal. PAFI Kota Banjarbaru mengorganisir kegiatan yang relevan dengan konteks lokal, seperti mengadakan pelatihan khusus bagi apoteker di Banjarbaru mengenai identifikasi obat tradisional berbahaya atau berkolaborasi dengan dinas kesehatan setempat untuk mengadakan penyuluhan massal kepada masyarakat Banjarbaru tentang penggunaan obat tradisional yang aman dan rasional. PAFI Kota Banjarbaru berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas anggotanya sehingga mereka siap menjawab pertanyaan masyarakat dan memberikan bimbingan yang tepat.

Peran apoteker dalam menjembatani pengetahuan antara penggunaan obat tradisional dan modern sangat krusial. Mereka membantu pasien membuat pilihan yang lebih aman dan terinformasi mengenai kesehatan mereka. Dengan pengetahuan yang akurat dan kemampuan komunikasi yang baik, apoteker dapat meluruskan mitos-mitos yang salah tentang obat tradisional dan mencegah masyarakat jatuh pada risiko kesehatan akibat penggunaan yang tidak tepat.

Penyuluhan obat tradisional oleh apoteker, yang didukung penuh oleh organisasi profesi seperti PAFI, khususnya PAFI Kota Banjarbaru, merupakan kontribusi yang sangat berharga bagi kesehatan masyarakat. Dengan menjadikan apoteker sebagai sumber informasi utama mengenai obat tradisional, masyarakat Kota Banjarbaru dapat lebih terlindungi dari bahaya produk yang tidak aman dan dapat menggunakan obat tradisional (jika memang diperlukan dan aman) dengan cara yang benar. PAFI terus mendorong apoteker untuk aktif menjalankan peran edukasi ini demi kesehatan publik yang lebih baik.