Migrain bukan sekadar sakit kepala biasa. Bagi mereka yang mengalaminya, migrain bisa sangat mengganggu aktivitas harian, bahkan membuat seseorang terpaksa beristirahat total di ruangan gelap karena tidak tahan terhadap cahaya dan suara. Kondisi ini sering kali kambuh dan bisa berlangsung berjam-jam hingga berhari-hari.

PAFI KOTA BANJARBARU (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) melihat pentingnya edukasi seputar pilihan pengobatan migrain, karena banyak penderita belum mengetahui cara paling tepat dalam mengatasi gangguan ini. Menangani migrain tidak hanya tentang meminum obat saat rasa sakit muncul, tetapi juga mencakup pencegahan dan perubahan gaya hidup.

Apa Itu Migrain?

Migrain adalah jenis sakit kepala yang biasanya terasa berdenyut di satu sisi kepala. Gejalanya bisa disertai dengan mual, muntah, kepekaan terhadap cahaya (fotofobia), dan suara (fonofobia). Sebagian orang juga mengalami aura, yaitu gangguan penglihatan atau sensasi aneh di tubuh sebelum migrain muncul.

Menurut PAFI, migrain bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres, kurang tidur, perubahan hormon, makanan tertentu, serta cahaya terang atau suara bising. Pencatatan pemicu migrain secara rutin dapat membantu penderita mengenali dan menghindari penyebab kambuhnya serangan.

Jenis Pengobatan Migrain

Terdapat dua pendekatan utama dalam menangani migrain: pengobatan untuk meredakan serangan yang sedang berlangsung (abortif) dan pengobatan pencegahan (profilaksis).

1. Obat Pereda Serangan Migrain (Abortif)

Obat ini digunakan saat gejala migrain mulai terasa. Tujuannya adalah menghentikan serangan sebelum menjadi parah. Jenisnya meliputi:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau naproksen. Cocok untuk migrain ringan hingga sedang.

  • Triptan, seperti sumatriptan dan rizatriptan, yang bekerja secara langsung pada reseptor serotonin di otak. Efektif untuk migrain sedang hingga berat.

  • Ergotamin dan turunannya. Digunakan untuk kasus migrain yang tidak merespons obat lain, meskipun jarang diresepkan karena efek sampingnya.

  • Obat antimual seperti metoklopramid, karena mual sering menyertai migrain.

PAFI menyarankan agar penggunaan obat abortif tidak lebih dari dua kali seminggu. Penggunaan berlebihan justru bisa menyebabkan “rebound headache” atau sakit kepala akibat pemakaian obat yang terlalu sering.

2. Obat Pencegahan (Profilaksis)

Jika migrain terjadi lebih dari empat kali sebulan atau sangat mengganggu aktivitas, dokter mungkin akan meresepkan obat pencegahan, seperti:

  • Beta blocker (misalnya propranolol)

  • Antidepresan trisiklik (misalnya amitriptilin)

  • Antikonvulsan (seperti topiramat atau asam valproat)

  • Antagonis kalsium

Obat ini perlu diminum secara rutin, bukan hanya saat migrain muncul. PAFI KOTA BANJARBARU menekankan pentingnya konsultasi dengan tenaga kesehatan, termasuk apoteker, sebelum menggunakan obat-obatan tersebut.

Terapi Non-Obat dan Gaya Hidup

Selain obat, ada juga pendekatan non-obat yang dapat membantu mengurangi frekuensi dan keparahan migrain, seperti:

  • Mengelola stres: Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan napas dalam sangat membantu.

  • Tidur cukup dan teratur: Jadwal tidur yang konsisten bisa menstabilkan sistem saraf.

  • Menghindari pemicu: Mencatat pola makanan dan kondisi sekitar saat migrain kambuh membantu mengidentifikasi pemicunya.

  • Mengonsumsi makanan bergizi: Hindari makanan olahan, MSG, dan minuman berkafein tinggi jika itu terbukti memicu migrain.

PAFI mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam mengenali gejala awal migrain serta memahami gaya hidup yang dapat membantu mencegah kambuhnya.

Peran PAFI dalam Edukasi Migrain

Sebagai organisasi yang menaungi tenaga kefarmasian, PAFI KOTA BANJARBARU berkomitmen untuk memberikan informasi akurat kepada masyarakat. Apoteker yang tergabung dalam PAFI dapat membantu masyarakat dalam memahami pilihan pengobatan migrain, dosis yang tepat, serta cara mencegah kekambuhan.

Edukasi yang berkelanjutan dari PAFI juga mencakup pentingnya tidak mengandalkan obat bebas secara berlebihan dan perlunya konsultasi profesional bila migrain semakin sering muncul atau bertambah parah.

Migrain adalah kondisi serius yang dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hidup. Pengobatan yang tepat, baik berupa obat pereda maupun pencegahan, serta perubahan gaya hidup, dapat membantu mengendalikan migrain dengan lebih baik. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

PAFI KOTA BANJARBARU mengajak masyarakat untuk tidak mengabaikan migrain dan lebih memahami pilihan pengobatan yang tersedia, demi hidup yang lebih sehat dan nyaman.