Lombok Tengah – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,2 mengguncang wilayah barat daya Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (18/5) siang. Guncangan gempa tersebut dilaporkan terasa cukup kuat hingga ke beberapa wilayah di Pulau Bali, termasuk Kota Denpasar dan Gianyar, memicu kepanikan singkat di kalangan masyarakat.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 12.53 Wita. Pusat gempa terletak di laut, sekitar 204 kilometer barat daya Lombok Tengah, dengan kedalaman yang dangkal, yaitu 10 kilometer. Kedalaman yang dangkal ini seringkali menyebabkan getaran terasa lebih kuat di permukaan.

Episenter gempa berada pada titik koordinat 10,54 derajat Lintang Selatan (LS) dan 116,16 Bujur Timur (BT). Lokasi ini berada di zona subduksi lempeng selatan Nusa Tenggara, yang memang dikenal aktif secara tektonik dan seringkali menjadi sumber gempa.

Getaran gempa berkekuatan M 5,2 ini dilaporkan terasa dengan intensitas yang bervariasi di beberapa wilayah. Di Mataram dan Lombok Barat, NTB, getaran dirasakan cukup kuat, mencapai skala III Modified Mercalli Intensity (MMI). Pada skala ini, getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seakan-akan ada truk berlalu. Sementara itu, di Denpasar, Bali, getaran juga dirasakan, dengan intensitas antara II hingga III MMI. Beberapa wilayah lain di Bali, seperti Badung dan Karangasem, juga merasakan getaran gempa pada skala II MMI, di mana getaran ringan dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan bergoyang. Laporan dari warga di media sosial, termasuk di Gianyar, Bali, juga mengonfirmasi kuatnya getaran yang dirasakan.

Warga di beberapa daerah yang merasakan guncangan gempa sempat panik dan berhamburan keluar rumah untuk mencari tempat yang lebih aman. Di bangunan-bangunan bertingkat tinggi, getaran gempa terasa lebih jelas, menyebabkan meja, kursi, dan benda-benda lain bergoyang.

Meskipun guncangan gempa cukup kuat dan dirasakan di dua pulau, BMKG memastikan bahwa gempa berkekuatan M 5,2 ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami. Pernyataan BMKG yang cepat terkait potensi tsunami sangat penting untuk memberikan ketenangan bagi masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah pesisir.

Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan resmi mengenai adanya kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat gempa tersebut. Namun, pihak berwenang di wilayah terdampak, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, terus melakukan pemantauan dan pendataan jika ada dampak kerusakan.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh isu atau informasi yang tidak jelas sumbernya terkait gempa. Masyarakat disarankan untuk selalu merujuk pada informasi resmi yang dikeluarkan oleh BMKG dan pihak berwenang terkait kebencanaan. BMKG juga terus memonitor aktivitas gempa susulan (aftershock) pasca-gempa utama.

Gempa M 5,2 ini kembali menjadi pengingat bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan gempa untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan. Langkah-langkah mitigasi sederhana seperti memastikan struktur bangunan rumah tahan gempa, menyiapkan tas siaga bencana, dan mengetahui jalur evakuasi serta tempat berkumpul yang aman perlu terus disosialisasikan dan dipraktikkan secara rutin. Meskipun gempa kali ini tidak menimbulkan tsunami, wilayah Nusa Tenggara dan Bali berada di zona aktif gempa yang memerlukan kewaspadaan tinggi.